From Priok With Love, begitu kami menyebut rasa bangga kami akan persahabatan, pertemanan, persaudaraan yang kami jalani sejak tahun 1997 yang lalu ... kini ... usia persahabatan kami terus terpupuk dan terjalin dengan sebuah kebanggaan dan persaudaraan yang merekat terjalin dalam kebersamaan.
sore itu seperti biasa kami berkumpul, dari bicara basa-basi hingga kami membicarakan sebuah spot perjalanan yang memungkinkan bagi kami untuk mempublikasikan kepada khalayak secara terbuka, dengan tujuan semakin mengembangkan daerah tujuan wisata yang dapat dijadikan sebagai tujuan wisata baru yang segar dan membuka peluang usaha bagi penduduk setempat hingga menjadi daerah terbuka hijau yang dapat diketahui oleh masyarakat yang gemar berwisata ... terutama kedaerah yang berudara sejuk dan memiliki pemandangan yang indah.
Ya ... kami mulai membagi tugas, tidak ada yang istimewa semua mengalir seperti biasa, dengan kesibukan masing-masing. Kami memang berasal dari berbagai suku dan golongan, ada pekerja, pelajar, pengusaha dan bahkan wiraswasta.
Pembagian tugas telah ditetapkan, mulai dari mengumpulkan pakaian layak pakai, pencetakan kaos even, pembuatan jadwal perjalanan, sampai pada biaya akomodasi perjalanan sampai melakukan kontak via e-mail dengan pihak berwenang setempat. Ijin perjalanan dari pihak Kepolisian dan team penunjang yang siap memobilisasi kebutuhan makan, suku cadang, serta keperluan untuk kegiatan Bakti Sosial ditempat tujuan. Tidak lupa dari sekian banyak prosedur keselamatan dan kenyamanan dalam perjalanan ini kami menyiapkan mekanik yang siap untuk membantu perbaikan kendaraan kami, walaupun sebenarnya kami adalah biker-biker handal yang selalu siap dalam medan yang tersulit sekalipun.
Segalanya sudah kami siapkan dengan matang, perjalanan menuju desa Curug Cijengkol-Cidadap Sukabumipun telah siap dan rombongan kloter pertama dan kedua pun sudah siap menuju spot yang telah ditentukan oleh panitia.
Bersyukur dalam perjalanan menuju spot pemberhentian pertama tidak terdapat kendala berarti bagi kami dan semua selamat sampai spot pertama ini. Beristirahat sambil menikmati kopi dan dan gorengan adalah satu hal yang menyenangkan bagi kami setelah menempuh perjalanan yang menyenangkan ini.
Dan satu hal yang unik bagi kami dan telah dijadikan tradisi rutin dalam setiap momen yang kami lakukan adalah makan bersama diatas rentangan daun pisang yang dipotong dan bersama-sama menyantap makanan yang tersedia diatas rentagan daun pisang tersebut.
Tidak ada perbedaan, tidak ada pengecualian, besar kecil tua dan muda kami bersama menikmati apa yang ada dihadapan kami dengan penuh rasa syukur dan tentunya jauh dari hingar bingar dari kesibukan kami sehari-hari, terimakasih Tuhan atas nikmat yang telah engkau berikan kepada kami.
Tiba dispot berikutnya kami beristirahat sejenak untuk beramah tamah dengan pemerintah daerah setempat yang telah lebih dahulu kami berkomunikasi tentang adanya kunjungan kami yang bertujuan untuk memperkenalkan daerah tujuan wisata baru didaerahnya yang belum terekspos kemasyarakat luas.
Dari acara ramah tamah, bertukar cindera mata dan sekaligus meminta ijin untuk melakukan bakti sosial kepada Camat dan lurah setempat yang cukup memakan waktu dan menguras energi kami, kami terus bersyukur dan memanjatkan doa atas segala pencapaian kami selama ini.
Meneruskan langkah kami, adalah menjadi hal yang rutin dalam perjalanan kami untuk mengecek kesiapan kendaraan kami sebelum terjadi dan mengganggu jadwal yang telah ditentukan. Pengecekan sampai perbaikan ringan dan penggantian suku cadang yang diperlukan, wajib kami lakukan.
Namun segenap tenaga kita berusaha, adakalanya hal-hal yang tidak kita inginkan tetap terjadi dan harus kita atasi bersama, karena itulah tujuan utama kami, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.
Memasuki desa Curug Cijengkol Sukabumi, kami mulai memasuki jalan yang masih belum tersentuh oleh perhatian pemerintah yang terus gencar melaksanakan pembangunan disegala sektor. Kucuran dana pemerintah untuk pembangunan sarana dan prasarana sebesar 1 (satu) milyar per-desa belum terlihat didesa ini. Namun semangat kami untuk membuka spot baru yang belum terekspos pada masyarakat luas lebih besar ketimbang mengeluhkan keadaan jalan yang kami lalui.
Terbagi menjadi dua arah kedatangan, sebagian dari kami harus melintas jalan setapak yang menuju kelokasi air terjun Curug Cijengkol. Namun semangat itu begitu membara dalam hati kami, sehingga kami menikmati sekali pencapaian ini. Pencapaian yang juga didambakan masyarakat Curug Cijengkol agar kedatangan wisatawan kewilayahnya membawa gairah baru dan geliat ekonomi yang akan menjadi ladang tambahan mata pencarian mereka disamping bertani,
Dengan bangga dan rasa syukur yang membuat kami semua lupa akan rasa lelah dan letih, disinilah kami, menumpahkan segala rasa kegembiraan kami rasa suka cita kami, Curug Cijengkol Sukabumi Jawa Barat. Menjadi saksi kedatangan kami dengan rasa cinta kami dari Tajungn Priok.
Satu tujuan objek wisata telah terbuka bagi masyarakat, dengan pesonanya yang agung tampak lembut dan ramah menyapa kami, desir gemuruh air yang sejuk terdengar ditelinga kami membawa kami larut dalam euvoria tersendiri, hati kami berdesir seiring tiupan angin sepoi nan sejuk diselimuti oleh udara sejuk pegunungan rasa dahaga akan petualangan ini terus hinggap dihati kami ... bukan untuk kesombongan ... bukan untuk kesenangan semata ... tapi melihat disekeliling kami ... masih begitu banyak manusia dan alam yang butuh perhatian kita baik dalam hal sudut pandang tersendiri maupun kebutuhan logis manusia akan sesuatu yang dapat menentramkan hati mereka.
Selamat jalan Curug Cijengkol ... Doakan kami kembali dalam suasana yang lebih bersahabat dan kami tidak akan lupa ketika kami datang tetap semboyan kami tidak akan berubah "
FROM PRIOK WITH LOVE".
Salam semangat selalu buat rekan-rekan "Tanjung Priok Scooter Club" trimakasih telah telah memberikan sesuatu yang berarti bagi masyarakat Sukabumi khususnya Curug Cijengkol, dan kami berterimakasih juga kepada Pemerintahan setempat serta Masyarakat yang telah menerima kedatangan kami dengan segala keramahtamahannya. (by. Raja-Wali / Mokar Siknun)