Selasa, 28 November 2017

LEMBAGA MUSYAWARAH KELURAHAN


LEMBAGA MUSYAWARAH KELURAHAN

Tanggal 01 November 2017, anggota LMK Kel. Cilincing terpilih dilantik secara resmi oleh Walikota Jakarta Utara beserta jajarannya, Camat, Lurah, Binamas dan Babinsa hadir dalam pelantikan tersebut juga para anggota DPRD menyempatkan diri turut hadir dalam acara pelantikan ini. Pelantikan ini sekaigus untuk tingkat Kecamatan Cilincing Jakarta Utara periode 2017-2020.

Untuk Kelurahan Cilincing telah dilantik 10 (sepuluh) orang, yang masing-masing mewakili tiap-tiap Rukun Warga (RW) di tempat tinggalnya.


 Sejarah berdirinya LMK ini adalah kelanjutan dari Dewan Kelurahan (DEKEL) yang berubah saat ini menjadi Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK). Menjadi mitra dari Lurah setempat yang bertugas membantu lurah dalam menyampaikan program-program pada masyarakat dan menampung aspirasi masyarakat serta menyampaikan kepada Lurah untuk dijadikan sebagai salah satu acuan kegiatan kewilayahan. Dibawah sumpah dan janji untuk menjalankan tugas serta fungsinya LMK bertugas selama 3 (tiga) tahun untuk satu periode pemilihan.

Periode kali ini terdapat wajah lama dan baru serta wajah baru namun stok lama. Untuk LMK RW.01 adalah LMK lama yang terpilih kembali untuk periode selanjutnya, sedangkan untuk RW.08 adalah mantan DEKEL yang pada periode ini mencalonkan dan terpilih kembali. Jadi walaupun delapan puluh persen wajah baru dalam kepengurusan LMK periode 2017-2020 namun kami masih dapat menggali informasi tenang kegiatan dan rutinitas dari LMK ini pada teman-teman yang telah memiliki pengalaman dalam bidang ini.


Semoga perjuangan LMK Kelurahan Cilincing Periode 2017-2020 mulai dari awal menjadi calon hingga terpilih dan dilantik secara resmi menjadi anggota Lembaga Musyawarah Kelurahan dapat bermanfaat bagi masyarakat kelak, Aamiin ya Robbal Aalamiin.






Selamat berjuang sahabat LMK Kelurahan Cilincing periode 2017-2020, semoga amanah dan mendapat limpahan Rahmat Taufik Hidayah serta Rizki dan inayah bagi kita semua, Aamiin

Sahabat LMK Kelurahan Cilincing Periode 2017-2020 :
1. Rudy RW.01
2. Rahmadi RW.02
3. Triyanto Mokar Siknun RW.03
4. Safrudin RW.04
5. Khairu Anam RW.05
6. Samet Tamtomo RW.06
7. Fian Budi RW.07
8. Zaenal Hutbah RW.08
9. Darmuji RW.09
10. Mawi Rohani RW.010


Sabtu, 11 Maret 2017

CSR ( COMPANY SOCIAL REPONSIBILITY )



Menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi kami, ketika masuk kedalam lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran yang memiliki reputasi besar dibidang pelayaran dengan areal yang begitu luas dan megah serta penuh dengan aktifitas yang sangat padat disetiap sudut gedung. Baik dalam hal aktifitas hilir mudik kendaraan, siswa, pelaut dan karyawan serta para pengajar dilingkungan STIP. Begitu ketatnya disiplin dilingkungan STIP ini, di salah satu sudut wilayah yang berdekatan dengan GOR STIP, kami berbaris dalam urutan yang telah ditentukan. Ya ... hari itu kami bergabung menjadi satu dalam Program Company Social Responsibility (CSR_STIP) Angkatan Pertama tahun 2016 yang dibagi dalam 3 gelombang dalam pelaksanaan pendidikan untuk mendukung program TOL laut yang diprogramkan oleh pemerintah.

Satu persatu kami diabsen sesuai urutan absensi yang telah kami isi, dan satu persatu pembina dari STIP yang terdiri dari penanggung jawab pelaksana dan instruktur pelatih PBB kami memberikan instruksi, baik berupa sambutan pembuka, disiplin dilingkungkungan yang harus kami patuhi sampai pada isu yang menanyakan apakah kami masuk dalam program ini dikenakan biaya seperti kabar yang beredar. Dan setelah semua dinyatakan memenuhi segala syarat yang telah ditentukan mulailah kami menjalani tahap seleksi pertama berupa tes kesehatan.

Berbaris dalam antrian yang telah ditentukan, kami semua menjalani tahapan tahapan tes kesehatan yang disyaratkan dalam tes ini. Mulai dari tes THT, cek tensi darah, pengukuran tinggi dan berat badan dan tes mata. Karena syarat mutlak dalam tes ini kami harus lulus tes buta warna dan tensi darah, yang akan sangat menentukan lulus atau tidaknya kami untuk sampai pada tahapan berikutnya.

Menanti hasil tes kesehatan adalah satu hal yang membuat kami menunggu dengan rasa cemas dan was-was. Sebab jika hasil tes ini menyatakan kami tidak lulus, maka otomatis kami akan mengubur impian kami untuk menjadi seorang pelaut. Penulis yang saat itu ikut serta dalam rombongan sebagai salah satu peserta yang mengikuti tes kesehatan ini pun tidak luput dari keragu-raguan.

Bersyukur adalah hal pertama yang kami panjatkan setelah mengetahui kami lulus dalam tes kesehatan awal ini. Selanjutnya kami dikumpulkan dilapangan sepak bola STIP untuk mendapatkan arahan lebih lanjut dan langsung mendapatkan tahapan latihan Baris-berbaris sebagai langkah awal bagi kami untuk meningkatkan disiplin kami dan kekompakan kami.


Angkatan pertama gelombang pertama beserta instruktur pelatih fisik dan mental serta disiplin kami dan sekaligus melatih baris berbaris bagi kami setiap pagi sebelum kami mengikuti pelajaran Basic Safety Training dalam kelas yang telah ditentukan.

Program CSR-STIP ini ditujukan untuk mencetak pelaut-pelaut yang direkrut dari para pemuda dan pemudi dilingkungan sekitar Kampus STIP. Wilayah yang meliputi Maruda dan Cilincing menjadi target utama yang disasar untuk turut serta dalam kepelatihan ini. Namun ternyata banyak pula pemuda pemudi diluar wilayah sekitar kampus STIP yang turut serta dalam pelatihan ini, hal ini disebabkan karena sulitnya mencari pemuda-pemudi yang berminat untuk mengikuti program ini.


Angkatan pertama gelombang kedua adalah dimana penulis turut serta didalamnya, sangat minim peserta dari lingkungan setempat, para peserta bahkan ada yang berasal dari daerah Batam, Jawa Tengah, Jawa Barat, dimana hal ini kami rasakan justru menjadi warna tersendiri bagi kami yang semakin banyak menambah persahabatan dan persaudaraan dari berbagai wilayah.

Satu persatu program kami jalani, mulai dari BST, AFF dan SAT serta terakhir Rating yang terdiri dari dua jurusan, TEKNIK dan NAUTIK membuat kami bersemangat. Walaupun terkadang kami harus mendapatkan hukuman Push-Up ketika kami terlambat masuk karena ada sesuatu yang menghambat dijalan atau memang karena kelalaian kami, sudah menjadi sarapan kami yang harus kami jalani dengan ikhlas dan tersenyum ketika teman-teman mentertawakan kami.









Sesuai dengan tahapannya setiap kali kami selesai mengikuti materi teori maka kami wajib mengikuti materi praktek yang diwajibkan dalam diklat ini. Bercampur dengan kelas umum kami melaksanakan praktek dilapangan. Dari praktek pemadaman dengan pemadam air, cairan kimia sampai pada praktek penyelamatan diruang tertutup dan gelap. Juga kami wajib mengikuti praktek penyelamatan dilaut secara kelompok baik dengan alat penyelamat maupun hanya berbekal rompi penyelamat.











Walaupun tanpa dikenakan biaya satu rupiahpun, perjuangan kami untuk sampai pada tahap akhir tidaklah semudah yang dibayangkan. Tiga bulan berjalan kami berjuang untuk mendapatkan sertifikat yang kami impikan, BST, AFF, SAT, RATING, BUKU PELAUT. Namun tiga bulan berjalan pula kami harus menanti ketidakpastian yang berujung pada perjuangan tanpa kenal lelah yang berujung pada ketergantungan informasi sesama teman angkatan dan gelombang.






Sampai saat penulis menerbitkan tulisan dalam blog pribadi penulis ini, satu hal yang membuat kami terhambat dalam merealisasikan diri kami menjadi seorang pelaut adalah belum adanya kepastian kapan sertifikat RATING dapat kami terima. Sementara Angkatan Kedua CSR-STIP telah berjalan dan entah sudah gelombang keberapa.

Sebagai manusia yang tak luput dari salah, kami peserta diklat CSR-STIP Angkatan Pertama gelombang SATU, DUA dan TIGA mohon maaf kepada segenap pengurus, pembina, Instruktur dan Instansi terkait apabila dalam masa-masa diklat kami selalu berbuat satu dan lain hal yang tidak sesuai dengan tata kelola STIP, dan tidak lupa kami mengucapkan terimakasih atas bimbingannya selama kami di diklat CSR_STIP. Semoga harapan yang diberikan kepada kami terwujud sesuai dengan tujuan diadakannya diklat CSR_STIP ini. Aamiin ya Robbal Aalamiin.

Kepada Angkatan kedua program CSR-STIP semoga sukses dan doa kami untuk kalian, semoga sukses dan dapat menjalankan diklat sampai selesai dan sesuai harapan kita semua.






 Tulisan ini dibuat untuk memotifasi sahabat, teman seperjuangan, bahwa tidak ada jalan yang mudah dan dapat diperoleh dengan jalan instan. Segalanya butuh perjuangan, terus berkomunikasi dan saling bersilaturahmi walau lewat dunia maya. Dengan demikian apa yang berat menjadi ringan dirasa, hilangkan segala silang pendapat, mari berbagi walaupun setitik informasi ... demi masa deapan yang lebih baik.

Sampai berjumpa dilautan teduh nan luas serta ditemani matahari sore nan indah didepan mata ... secarik cerita dari hari-hari melawan lupa.

Jumat, 03 Maret 2017

From Priok With Love

From Priok With Love, begitu kami menyebut rasa bangga kami akan persahabatan, pertemanan, persaudaraan yang kami jalani sejak tahun 1997 yang lalu ... kini ... usia persahabatan kami terus terpupuk dan terjalin dengan sebuah kebanggaan dan persaudaraan yang merekat terjalin dalam kebersamaan.

sore itu seperti biasa kami berkumpul, dari bicara basa-basi hingga kami membicarakan sebuah spot perjalanan yang memungkinkan bagi kami untuk mempublikasikan kepada khalayak secara terbuka, dengan tujuan semakin mengembangkan daerah tujuan wisata yang dapat dijadikan sebagai tujuan wisata baru yang segar dan membuka peluang usaha bagi penduduk setempat hingga menjadi daerah terbuka hijau yang dapat diketahui oleh masyarakat yang gemar berwisata ... terutama kedaerah yang berudara sejuk dan memiliki pemandangan yang indah.


Ya ... kami mulai membagi tugas, tidak ada yang istimewa semua mengalir seperti biasa, dengan kesibukan masing-masing. Kami memang berasal dari berbagai suku dan golongan, ada pekerja, pelajar, pengusaha dan bahkan wiraswasta.

Pembagian tugas telah ditetapkan, mulai dari mengumpulkan pakaian layak pakai, pencetakan kaos even, pembuatan jadwal perjalanan, sampai pada biaya akomodasi perjalanan sampai melakukan kontak via e-mail dengan pihak berwenang setempat. Ijin perjalanan dari pihak Kepolisian dan team penunjang yang siap memobilisasi kebutuhan makan, suku cadang, serta keperluan untuk kegiatan Bakti Sosial ditempat tujuan. Tidak lupa dari sekian banyak prosedur keselamatan dan kenyamanan dalam perjalanan ini kami menyiapkan mekanik yang siap untuk membantu perbaikan kendaraan kami, walaupun sebenarnya kami adalah biker-biker handal yang selalu siap dalam medan yang tersulit sekalipun.

Segalanya sudah kami siapkan dengan matang, perjalanan menuju desa Curug Cijengkol-Cidadap Sukabumipun telah siap dan rombongan kloter pertama dan kedua pun sudah siap menuju spot yang telah ditentukan oleh panitia.












Bersyukur dalam perjalanan menuju spot pemberhentian pertama tidak terdapat kendala berarti bagi kami dan semua selamat sampai spot pertama ini. Beristirahat sambil menikmati kopi dan dan gorengan adalah satu hal yang menyenangkan bagi kami setelah menempuh perjalanan yang menyenangkan ini.


Dan satu hal yang unik bagi kami dan telah dijadikan tradisi rutin dalam setiap momen yang kami lakukan adalah makan bersama diatas rentangan daun pisang yang dipotong dan bersama-sama menyantap makanan yang tersedia diatas rentagan daun pisang tersebut.


























Tidak ada perbedaan, tidak ada pengecualian, besar kecil tua dan muda kami bersama menikmati apa yang ada dihadapan kami dengan penuh rasa syukur dan tentunya jauh dari hingar bingar dari kesibukan kami sehari-hari, terimakasih Tuhan atas nikmat yang telah engkau berikan kepada kami.

Tiba dispot berikutnya kami beristirahat sejenak untuk beramah tamah dengan pemerintah daerah setempat yang telah lebih dahulu kami berkomunikasi tentang adanya kunjungan kami yang bertujuan untuk memperkenalkan daerah tujuan wisata baru didaerahnya yang belum terekspos kemasyarakat luas.




















Dari acara ramah tamah, bertukar cindera mata dan sekaligus meminta ijin untuk melakukan bakti sosial kepada Camat dan lurah setempat yang cukup memakan waktu dan menguras energi kami, kami terus bersyukur dan memanjatkan doa atas segala pencapaian kami selama ini.
















Meneruskan langkah kami, adalah menjadi hal yang rutin dalam perjalanan kami untuk mengecek kesiapan kendaraan kami sebelum terjadi dan mengganggu jadwal yang telah ditentukan. Pengecekan sampai perbaikan ringan dan penggantian suku cadang yang diperlukan, wajib kami lakukan.












Namun segenap tenaga kita berusaha, adakalanya hal-hal yang tidak kita inginkan tetap terjadi dan harus kita atasi bersama, karena itulah tujuan utama kami, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.



Memasuki desa Curug Cijengkol Sukabumi, kami mulai memasuki jalan yang masih belum tersentuh oleh perhatian pemerintah yang terus gencar melaksanakan pembangunan disegala sektor. Kucuran dana pemerintah untuk pembangunan sarana dan prasarana sebesar 1 (satu) milyar per-desa belum terlihat didesa ini. Namun semangat kami untuk membuka spot baru yang belum terekspos pada masyarakat luas lebih besar ketimbang mengeluhkan keadaan jalan yang kami lalui.




















Terbagi menjadi dua arah kedatangan, sebagian dari kami harus melintas jalan setapak yang menuju kelokasi air terjun Curug Cijengkol. Namun semangat itu begitu membara dalam hati kami, sehingga kami menikmati sekali pencapaian ini. Pencapaian yang juga didambakan masyarakat Curug Cijengkol agar kedatangan wisatawan kewilayahnya membawa gairah baru dan geliat ekonomi yang akan menjadi ladang tambahan mata pencarian mereka disamping bertani,








Dengan bangga dan rasa syukur yang membuat kami semua lupa akan rasa lelah dan letih, disinilah kami, menumpahkan segala rasa kegembiraan kami rasa suka cita kami, Curug Cijengkol Sukabumi Jawa Barat. Menjadi saksi kedatangan kami dengan rasa cinta kami dari Tajungn Priok.













Satu tujuan objek wisata telah terbuka bagi masyarakat, dengan pesonanya yang agung tampak lembut dan ramah menyapa kami, desir gemuruh air yang sejuk terdengar ditelinga kami membawa kami larut dalam euvoria tersendiri, hati kami berdesir seiring tiupan angin sepoi nan sejuk diselimuti oleh udara sejuk pegunungan rasa dahaga akan petualangan ini terus hinggap dihati kami ... bukan untuk kesombongan ... bukan untuk kesenangan semata ... tapi melihat disekeliling kami ... masih begitu banyak manusia dan alam yang butuh perhatian kita baik dalam hal sudut pandang tersendiri maupun kebutuhan logis manusia akan sesuatu yang dapat menentramkan hati mereka.

Selamat jalan Curug Cijengkol ... Doakan kami kembali dalam suasana yang lebih bersahabat dan kami tidak akan lupa ketika kami datang tetap semboyan kami tidak akan berubah "FROM PRIOK WITH LOVE".














Salam semangat selalu buat rekan-rekan "Tanjung Priok Scooter Club" trimakasih telah telah memberikan sesuatu yang berarti bagi masyarakat Sukabumi khususnya Curug Cijengkol, dan kami berterimakasih juga kepada Pemerintahan setempat serta Masyarakat yang telah menerima kedatangan kami dengan segala keramahtamahannya. (by. Raja-Wali / Mokar Siknun)